01-09-2025
Pendahuluan
Kerajaan Mataram Islam adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah berdiri di tanah Jawa pada abad ke-16 hingga 18. Dari istana di pedalaman, Mataram Islam berhasil menyatukan sebagian besar wilayah Jawa dan memberi pengaruh besar terhadap budaya, politik, hingga tradisi Jawa yang kita kenal sekarang.
Mataram Islam bukan hanya cerita tentang kekuasaan, tapi juga tentang pergulatan antara agama, budaya lokal, dan politik dinasti.
I. Awal Berdirinya Mataram Islam
A. Dari Kadipaten Menjadi Kerajaan
Cikal bakal Mataram Islam bermula dari Kadipaten Mataram, bawahan Kesultanan Pajang. Adipati Mataram bernama Ki Ageng Pemanahan mendapat hadiah tanah Mataram dari Sultan Hadiwijaya (Pajang) karena jasanya membantu menumpas pemberontakan Arya Penangsang.
B. Panembahan Senopati
Putra Ki Ageng Pemanahan, yaitu Danang Sutawijaya, kelak dikenal sebagai Panembahan Senopati, mendirikan Mataram sebagai kerajaan merdeka sekitar tahun 1586. Ia berhasil melepaskan diri dari Pajang dan memperluas wilayah kekuasaan.
C. Legitimasi Spiritual
Dalam tradisi Jawa, Panembahan Senopati dikenal sebagai raja yang memiliki kekuatan spiritual. Kisah pertemuannya dengan Ratu Kidul, penguasa laut selatan, menjadi bagian dari legitimasi kekuasaan Mataram Islam.
II. Kejayaan di Bawah Sultan Agung
A. Ekspansi Wilayah
Raja terbesar Mataram Islam adalah Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613–1645). Di bawah kepemimpinannya, Mataram mencapai puncak kejayaan.
-
Wilayah kekuasaan mencakup hampir seluruh Jawa dan Madura.
-
Kerajaan ini disegani oleh kerajaan lain, termasuk VOC di Batavia.
B. Serangan ke Batavia
Sultan Agung terkenal dengan keberaniannya melawan VOC. Pada tahun 1628 dan 1629, ia mengirim pasukan untuk menyerang Batavia. Meski gagal karena logistik dan strategi VOC yang kuat, serangan ini menunjukkan tekad Mataram untuk melawan kolonialisme.
C. Budaya dan Tradisi
Sultan Agung juga berjasa dalam bidang budaya. Ia menciptakan Kalender Jawa, yang merupakan perpaduan antara kalender Islam (Hijriah) dengan tradisi Jawa. Ia juga memperkuat sistem pemerintahan dan hukum adat.
III. Kemunduran dan Perpecahan
A. Masalah Suksesi
Setelah Sultan Agung wafat, penerusnya tidak mampu mempertahankan kekuatan Mataram. Konflik internal perebutan tahta melemahkan kerajaan.
B. Campur Tangan VOC
VOC memanfaatkan perpecahan keluarga kerajaan untuk masuk campur. Perjanjian-perjanjian yang ditandatangani membuat Mataram kehilangan banyak wilayah dan kekuasaan.
C. Perpecahan Menjadi Kerajaan-Kerajaan Kecil
Akhirnya, Mataram Islam terpecah menjadi beberapa kerajaan:
-
Kasunanan Surakarta (Solo)
-
Kesultanan Yogyakarta
-
Mangkunegaran
-
Pakualaman
Perpecahan ini terjadi akibat campur tangan VOC dan perjanjian Giyanti (1755) serta perjanjian Salatiga (1757).
IV. Warisan Mataram Islam
A. Budaya dan Tradisi Jawa
Mataram Islam meninggalkan warisan berupa budaya keraton, seni tari, gamelan, batik, hingga upacara tradisional yang masih lestari hingga kini.
B. Politik dan Kekuasaan
Meski terpecah, kerajaan-kerajaan penerus Mataram tetap memiliki pengaruh politik dan budaya besar di Jawa. Bahkan hingga masa kemerdekaan, Yogyakarta menjadi bagian penting dalam perjuangan bangsa.
C. Harmoni Islam dan Jawa
Mataram Islam adalah bukti perpaduan antara ajaran Islam dengan tradisi Jawa. Dari sinilah lahir corak keislaman khas Jawa yang sinkretis, penuh simbol dan filosofi.
Penutup
Kerajaan Mataram Islam adalah salah satu pilar penting sejarah Nusantara. Dari Panembahan Senopati hingga Sultan Agung, kerajaan ini mengukir kejayaan yang tak hanya soal kekuasaan, tetapi juga budaya dan identitas bangsa.
Meski akhirnya terpecah karena konflik internal dan pengaruh kolonial, warisannya tetap hidup dalam tradisi Jawa, keraton, hingga seni budaya yang kita nikmati sekarang.
